0 Mengenal Pilar Keempat Islam : Puasa

Tiang pancang keempat yang menjadi penunjang tegaknya agama Islam adalah Puasa di bulan Ramadhan selama sebulan penuh. Apa dan bagaimana pengertian Puasa ini, berikut artikel mengenal pilar islam keempat puasa, disarikan dari berbagai sumber.

 

Pengertian puasa, dikutip dari situs Pesantren Virtual, secara bahasa adalah menahan diri dari sesuatu. Sedangkan secara terminologi, adalah menahan diri pada siang hari dari berbuka dengan disertai niat berpuasa bagi orang yang telah diwajibkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Detailnya, puasa adalah menjaga dari pekerjaan-pekerjaan yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum, dan bersenggama pada sepanjang hari tersebut (sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari). Puasa diwajibkan atas seorang muslim yang baligh, berakal, bersih dari haidl dan nifas, disertai niat ikhlas semata-mata karena Allah ta'aala.

Adapun rukun puasa adalah menahan diri dari makan dan minum, menjaga kemaluannya (tidak bersenggama), menahan untuk tidak berbuka, sejak terbitnya ufuk kemerah-merahan (fajar subuh) di sebelah timur hingga tenggelamnya matahari. Firman Allah swt : "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar". (Al-Baqarah: 187).

Puasa merupakan salah satu kewajiban utama yang Allah perintahkan kepada manusia agar manusia itu dapat mencapai derajat takwa. Puasa adalah ibadah jiwa, meski sebenarnya diawali dengan fisiknya yang berlelah-lelahan menahan lapar, haus dan nafsu syhawat. Dengan puasa, jiwa lah yang sebenarnya diajak berpuasa untuk mengendalikan nafsu sebagai atribut dalam tubuh ini, karena bila nafsu dibiarkan terlalu bebas maka pekerjaan nafsu hanyalah merusak dan merusak saja. Tapi bila jiwa dapat mengendalikan nafsu insyaallah nafsu ini menjadi salah satu kendaraan jiwa dalam beribadah sehingga pada saat nya nanti nafsu dan jiwa ini (terlihat menyatu) dan dipanggil dengan nama nafsul muthmainah (jiwa yang tenang).

Hikmah Puasa


Setiap ibadah yang disyariatkan dalam islam pasti mengandung hikmah. Hikmah tersebut ada yang berhasil diungkap oleh manusia, dan ada juga yang masih tersembunyi. Demikian juga dengan hukum-hukum Allah yang lain. Senantiasa terkandung lautan hikmah yang tidak semua mampu diungkap oleh manusia. Demikian juga halnya dengan ibadah puasa. Dalam ibadah puasa terkandung sejumlah hikmah yang diisyaratkan dalam nash-nash baik dalam Al-Qur'an maupun As-Sunnah, yaitu:
  1. Pembersihan jiwa (tazkiyah an-Nafs)

    Puasa melatih jiwa kita untuk mematuhi setiap perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Puas juga melatih kita untuk menyempurnakan ibadah secara utuh kepada Allah SWT. Dalam puasa kita dituntut untuk menahan diri terhadap sesuatu yang kita senangi dan menjadi kebiasaan kita. Ketundukan kita kepada Allah semata, yang membuat kita mampu menahan diri terhadap hal-hal yang disyariatkan dalam ibadah puasa.
  2. Menyehatkan jiwa

    Menurut pendapat para ahli kesehatan, ibadah puasa bermanfaat untuk mengangkat aspek kejiwaan mengungguli aspek materi. Disinilah rahasia kebahagiaan yang sering melingkupi orang-orang yang berpuasa ketika berhasil menuntaskan ibadah puasanya. Sebagaimana nabi SAW dalam salah satu hadistnya mengatakan bahwa orang yang berpuasa itu memiliki dua kebahagiaan, yaitu ketika berbuka dan ketika bertemu dengan Tuhannya.
  3. Sarana Tarbiyah (pembinaan) bagi diri

    Pengertian puasa sangat dekat dengan pembinaan (tarbiyah). Karena ibadah puasa berpungsi untuk mendidik setiap jiwa untuk memiliki keinginan kuat, kemauan, semangat dan kesabaran dalam beramal.
  4. Perisai Nafsu syahwat

    Ibadah puasa juga berfungsi mematahkan gelora syahwat serta mengangkat naluri dan rasa malu sebagai panglima dalam mengawal hati.
  5. Menajamkan perasaan terhadap nikmat Allah.

    Perasaan lapar dan haus yang mendera selama berpuasa membuat seorang mukmin benar-benar bisa merasakan nikmatnya kenyang dan nikmatnya pemenuhan dahaga.  Hal ini nantinya akan menuntun hatinya untuk terus bersyukur dan peka dengan setiap nikmat yang dianugerahkan oleh Allah SWT pada dirinya.
  6. Hikmah ijtima’iyah (hikmah sosial)
  7. Mempersiapkan pelakunya menuju derajat taqwa.

Puasa mempunyai banyak faedah bagi ruhani dan jasmani kita, antara lain:
  1. Puasa adalah ketundukan, kepatuhan, dan keta'atan kepada Allah swt., maka tiada balasan bagi orang yang mengerjakannya kecuali pahala yang melimpah-ruah dan baginya hak masuk surga melalui pintu khusus bernama 'Ar-Rayyan'. Orang yang berpuasa juga dijauhkan dari azab pedih serta dihapuskan seluruh dosa-dosa yang terdahulu. Patuh kepada Allah Swt berarti meyakini dimudahkan dari segala urusannya karena dengan puasa secara tidak langsung kita dituntun untuk bertakwa, yaitu mengerjakan segala perintahnya dan menjauhi larangannya. Sebagaimana yang terdapat pada surat Al-Baqarah: 183, yang berbunyi ;"Hai orang-orang yang beriman diwajibkan bagi kamu untuk berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu, supaya kamu bertakwa".
  2. Berpuasa juga merupakan sarana untuk melatih diri dalam berbagai masalah seperti jihad nafsi, melawan gangguan setan, bersabar atas malapetaka yang menimpa. Bila mencium aroma masakan yang mengundang nafsu atau melihat air segar yang menggiurkan kita harus menahan diri sampai waktu berbuka. Kita juga diajarkan untuk memegang teguh amanah Allah swt, lahir dan batin, karena tiada seorangpun yang sanggup mengawasi kita kecuali Ilahi Rabbi.
    Adapun puasa melatih menahan dari berbagai gemerlapnya surga duniawi, mengajarkan sifat sabar dalam menghadapi segalaa sesuatu, mengarahkan cara berfikir sehat serta menajamkan pikiran (cerdas) karena secara otomatis mengistirahatkan roda perjalanan anggota tubuh. Lukman berwasiat kepada anaknya :"Wahai anakku, apabila lambung penuh, otak akan diam maka seluruh anggota badan akan malas beribadah".
  3. Dengan puasa kita diajarkan untuk hidup teratur, karena menuntun kapan waktu buat menentukan waktu menghidangkan sahur dan berbuka. Bahwa berpuasa hanya dirasakan oleh umat Islam dari munculnya warna kemerah-merahan di ufuk timur hingga lenyapnya di sebelah barat. Seluruh umat muslim sahur dan berbuka pada waktu yang telah ditentukan karena agama dan Tuhan yang satu.
  4. Begitupun juga menumbuhkan bagi setiap individu rasa persaudaraan serta menimbulkan perasaan untuk saling menolong antar sesama. Saling membahu dalam menghadapi rasa lapar, dahaga dan sakit. Disamping itu mengistirahatkan lambung agar terlepas dari bahaya penyakit menular misalnya. Rasulullah Saw bersabda, "Berpuasalah kamu supaya sehat". Seorang tabib Arab yang terkenal pada zamannya yaitu Harist bin Kaldah mengatakan bahwa lambung merupakan sumber timbulnya penyakit dan sumber obat penyembuh".

0 comments:

Post a Comment

 

Islam Itu Damai dan Indah Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates